Tuesday, 23 December 2014

Implementasi Salimul Aqidah Dalam Kehidupan

Manusia merupakan makhluk yang sangat rentang digoda oleh syaitan. Karena manusia memiliki unsur nafsu, yang ketika lebih cendrung menurutinya, maka peran syaitan sangat kental disana. Maka dari itu, manusia harus memiliki sesuatu yang dapat menjadi pegangan dalam hidupnya, sehingga dapat menundukkan nafsunya dan syaitan pun tidak berdaya menggodanya. Itulah Aqidah yang selamat, aqidah yang baik, yang sangat diperlukan dalam kehidupan agar menjadi pegangan yang tidak akan menyesatkan.

Aqidah yang benar juga merupakan dasar pendidikan akhlak bagi seorang muslim, karena akhlak tersarikan dari aqidah dan pancaran dirinya. Jika seseorang beraqidah dengan benar, niscaya akhlaknya pun akan benar, baik dan lurus. Begitu pula sebaliknya, jika aqidahnya salah dan melenceng maka akhlaknya pun akan tidak benar. Aqidah seseorang akan benar dan lurus jika kepercayaan dan keyakinannya terhadap Allah juga lurus dan benar.
Aqidah adalah sumber persepsi dan pemikiran. Aqidah juga merupakan asas keterikatan dan persatuan, asas hukum dan syari'at, dan merupakan sumber keutamaan ajaran dan akhlaq. Aqidahlah yang telah mencetak para mujahid-mujahid untuk rindu akan syahid.

Aqidah yang selamat berperan besar dalam kehidupan seorang muslim, karena tanpa Salimul Aqidah, keraguan-keraguan akan terus berbuah prasangka-prasangka, yang akan menutup pandangan dan menjauhkan dirinya dari jalan Allah. Tanpa aqidah yang lurus, seorang muslim akan mudah dipengaruhi dan diragukan oleh berbagai informasi yang menyesatkan keimanan.

Pentingnya salimul aqidah dalam menjalani kehidupan sehari-hari, layaknya sebuah perahu sehat yang dengan tenangnya mengantarkan kita keseberang. Salimul Aqidah yang terimplementasi dalam setiap sendi-sendi kehidupan, akan melahirkan keteraturan di segala sisi kehidupan.

1.      Salimul Aqidah dalam individu
Implementasi saimul aqidah dalam individu berupa perwujudan enam rukun iman dalam kehidupan manusia. Ditandai dengan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Menempatkan posisi Allah sebagai pengendali alam semesta, sehingga apa pun yang terjadi pada makhluknya, semua adalah atas izin-Nya. Pemberi rizki dan kesembuhan atas segala penyakit yang diujikan kepada hamba-Nya. Sehingga tidak layak seorang dokter, tabib, orang pintar kita posisikan sebagai pemberi kesembuhan. Allah lah yang mengizinkannya, dan adapun dokter dan obat-obatannya hanya lah perantara. Tidak layak direktur, investor, costumer kita posisikan sebagai pembawa atau pemberi keuntungan usaha yang kita lakukan. Allah lah yang menurunkan, sedangkan mereka hanya lah perantara.

2.      Salimul Aqidah dalam keluarga
Keluarga adalah tempat pendidikan dasar bagi anak. Karenanya, peran orang tua menjadi tauladan akan menjadi pegangan bagi anak ketika berinteraksi diluar. Salimul Aqidah dalam berkeluarga mengajarkan kita untuk saling menghormati dan saling menyayangi, menjalankan hak dan kewajiban setiap unsur-unsur keluarga, dan saling mengingatkan. Orang tua memberikan tauladan kepada anak-anaknya, dan anak berbakti kepada orang tua nya.

3.      Salimul Aqidah dalam kehidupan bermasyarakat
Salimul Aqidah dalam bermasyarakat dapat menjaga hubungan baik dengan manusia lainnya. Betetangga dengan penuh harmonis, saling tolong menolong, toleransi terhadap perbedaan furu’, musyawarah untuk mufakat, bersikap adil, dan menyadari bahwa semua manusia itu sama di depan Allah, hanya ketaqwaan yang akan membedakannya.

4.      Salimul Aqidah dalam kehidupan bernegara
Dari komunitas masyarakat yang beraqidah salim, maka tercipta kehidupan bernegara yang “baldatun toyyibatun warobbun ghofur”. Unsur warga negara dan pemerintah menjalankan hukum-hukum Allah, dalam menyelesaikan masalah, semua disandarkan pada ketetapan Al- qur'an dan sunnah, maka keridhoan Allah akan membuat negeri aman dan sejahtera.

Jika tiap orang mampu mengimplementasikan aqidah dalam semua aspek kehidupan, maka akan terwujud kehidupan yang baik pula, baik untuk diri sendiri, keluarganya, masyarakat disekitarnya maupun bagi bangsa dan negaranya.

Aqidah yang salim itu merupakan sesuatu kebenaran yang diyakini dalam hati berdasarkan akal, wahyu dan perasaan jiwa. Ia dapat mengendalikan perasaan seseorang yang kemudian membuat pemilik perasaan-perasaan itu memiliki pertimbangan penuh dalam melakukan tindakan-tindakannya. Sehingga apa yang dilakukan adalah perbuatan yang berdasarkan pada kaidah bahwa Allah senantiasa melihat dan mengamati di mana saja dan kapan saja.
Jauh dari perbuatan syirik besar maupun kecil. Dan meyakini segala makhluk di alam ini adalah dalam kuasanya dan atas seizin-Nya.


Implementasi Salimul aqidah dalam kehidupan dengan keyakinan dan nilai ketaatan. Aqidah yang bersih itu memiliki peranan besar dalam kehidupan. Baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan negara. Terlebih lagi di akhirat kelak, akan dibalas sesuai dengan janji-Nya.

No comments:

Post a Comment