Tuesday, 23 December 2014

Karakter Capaian Muslim Salimul Aqidah (Bag. V End)


13.      Berusaha meraih rasa manisnya iman

Seseorang akan merasakan manisnya iman bermula manakala di dalam hatinya terdapat rasa cinta yang mendalam kepada Allah dan Rasul-Nya, manisnya akan semakin dirasakan bila seseorang berusaha untuk senantiasa menyempurnakan cintanya kepada Allah, memperbanyak cabang-cabangnya (amalan yang dicintai Allah.) dan menangkis hal-hal yang bertentangan dengan kecintaan Allah.
Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda,

ﺛﻼث ﻣﻦ ﻛﻦ ﻓﻴﻪ وﺟﺪ ﺑﻬﻦ ﺣﻼوۃ اﻹﻣﺎن ان ﻳﻛﻮن ﷲ ورﺳﻮﻟﻪ اﺣﺐ إﻟﻴﻪ ﻣﻤﺎ ﺳﻮاﻫﻣﺎ وان ﻳﺣﺐ اﻟﻤﺮء ﻻﻳﺣﺒﻪ اﻻﷲ وان ﻳﻛﺮﻩ أن ﻳﻌﻮد ﻓﻲ اﻟﻛﻔﺮ ﺑﻌﺪ أن أﻧﻘﺬﻩ ﷲ ﻣﻨﻪ ﻛﻣﺎ ﻳﻜﺮﻩ أن ﻳﻘﺬف ﻓﻲ اﻟﻧﺎر

“Tiga sifat yang jika ada pada diri seseorang, ia akan meraih manisnya iman: (1) Allah l dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, (2) ia mencintai seseorang, tidaklah mencintainya melainkan karena Allah l, (3) ia membenci untuk kembali kepada kekafiran (setelah Allah menyelamatkannya darinya) sebagaimana ia benci apabila dilempar ke dalam api.”( Muttafaqun ‘alaihi)

14.      Berusaha meraih rasa manisnya ibadah

Allah Subhanallahua ta'ala. telah menetapkan tujuan penciptaan manusia dan jin, yaitu untuk beribadah kepada-Nya. Ibadah dalam Islam mencakup seluruh sisi kehidupan, ritual dan sosial, hablumminah (hubungan vertikal) dan hablumminannas (hubungan horizontal), meliputi pikiran, perasan dan pekerjaan. Ibadah yang benar manakala terpenuhi dua syarat, yaitu ikhlas karena Allah swt. dan sesuai aturan syari’at. Para ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud dengan ahsanu ‘amala (yang terbaik amalnya) adalah akhlashuhum lillah (yang paling ikhlash karena Allah) dan atba’uhum lisysyari’ah (yang paling komitmen mengikuti aturan syari’ah). Semua ibadah yang diperintahkah dalam Islam bertujuan untuk membentuk manusia taqwa.

15.      Merasakan adanya para malaikat mulia yang mencatat amalnya

Roqib dan ‘Atid bukanlah nama malaikat, namun menunjukkan sifat malaikat. Sifat roqib itu menunjukkan malaikat yang senantiasa mengawasi manusia, berada di sisi kiri dan kanan. Sedangkan ‘atid menunjukkan malaikat yang selalu hadir di mana pun kita berada.

Ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir. (QS. Qof: 17-18)

16.      Merasakan adanya istighfar para malaikat dan do’a mereka

Sungguh beruntung orang beriman. Diamnya pun kadang mendatangkan istighfar. Saat ia tidur, ada yang beristighfar untuknya. Para Malaikat, makhluk yang senantiasa taat, beristighfar untuk orang-orang beriman.

(Malaikat-malaikat) yang memikul 'Arsy dan Malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya Tuhan Kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, Maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, (QS. Al-Mu’min: 7)


No comments:

Post a Comment