Tuesday, 23 December 2014

Kunci Kekuatan, Kesolidan, dan Kehidupan Berjama'ah


Berjama'ah itu wajib dilakukan oleh setiap muslim. Allah Subhanahu Wata'ala telah menjelaskannya dalam Al-Qur'an, dan Rosulullah Sallaulahu 'alaihi Wasallam menegaskannya dalam Sunnahnya agar ummat ini hidup ber-jamaah, saling tolong-menolong, dan melarang berpecah-belah, bercerai-berai, bermusuhan dan saling menjatuhkan satu sama lainnya.


Berjama'ah berarti berkumpul dengan sekelompok manusia dalam satu tujuan bersama. Berjama'ah dengan memiliki visi dan misi yang menjadi semangat bersama untuk dicapai. Berjama'ah tidak sekedar semangat, tetapi juga dengan strategi untuk menggapai itu.

Strategi yang jitu dan efektif, dihasilkan oleh manusia-manusia yang berkualitas. Tidak cukup hanya 1 (satu) orang atau beberapa saja, lebih utama adalah semua anggota tidak diragukan kualitas dirinya. Untuk mensolidkan jama'ah, dan menguatkannya, hingga akhirnya mempertahankan eksistensinya, tidak lain dengan mengorganisir secara baik setiap elemen yang ada dalam jama'ah.

Namun, sebagus apapun sebuah sistem manajemen yang dijalankan, jika manusia-manusianya yang terlibat tidak berkualitas, akan membuat kesolidan, kekuatan dan keeksistensian itu tidak bekerja.


Maka alangkah  baiknya, jika terlebih dahulu individu-individunya didasari oleh tarqiyah diri sendiri.


Semua ini dimulai sejak ketergabungan diri dengan sebuah jama'ah ini. Diri ini sebagai individu, harus melewati tahapan ini, sebelum mengakui diri sebagai bagian dari jama'ah ini.

1. Faham

Ya, langkah awal adalah harus faham, harus memahami jama'ah apa, organisasi apa, perkumpulan apa. Sehingga benar-benar yakin tanpa ada keraguan lagi, bahwa ini lah sarana yang terbaik bagi diri kita. Tidak patut kita membicarakan sesuatu yang padahal kita tidak memahaminya sama sekali. Dengan memahami perihal tentang perkumpulan ini, maka akan menjadikan niatan awal yang munkin hanya sekedar sesuatu apa itu, menjadi benar-benar jelas dan berorientasi semangat. terlebih lagi jika segala tujuan awal pribadi kita dapat disejalankan, atau bahkan dikesampingkan dahulu untuk lebih menyatukan pikiran dan hati terhadap jama'ah ini. Sehingga segala kepentingan untuk kemaslahatan bersama tetap akan menjadi prioritas semua.

2. Ikhlas

Sesuatu yang dilakukan dengan ikhlas, maka akan berbuah kenikmatan dalam melakukan sesuatu tersebut. Keikhlasan amat terkait dengan kepahaman akan niatan dan tujuan dan penerimaan menjadi bagian sebuah jamaa'ah. Pemahaman yang berbuah penerimaan, sampai kecintaan, akan menumbuhkan keikhlasan.

3. Berkerja

Bekerja untuk menghidupkan jama'ah akan menjadi beban tersendiri bagi setiap anggota. Ketika level ikhlas telah meliputi, maka seberat apa pun tugas atau amanah yang diembankan, tidak akan menjadi hitungan.

4. Bersungguh-Sungguh

Pekerjaan yang akan menghasilkan sesuatu yang diharapkan, hanya dapat dilakukan dengan penuh kesungguhan. Tanpa adanya kesungguhan dalam melakukan setiap pekerjaan, niscaya hasilnya tidak memuaskan.

5. Berkorban

Berkorban adalah sarana yang tepat untuk mengukur seberapa baik kesungguhan kita dalam bekerja. Jika dirasa belum ada pengorbanan yang dilakukan, maka tidak ada kata kesungguhan dalam pekerjaan yang kita lakukan.

6. Taat

Ketaatan dalam mengikuti segala aturan dan arahan, akan menjadi andalan membangkitkan kesolidan. Semangat yang menggebu, pengorbanan yang besar, kesolidan yang utuh, memerlukan arah yang direncanakan.

7. Teguh Pendirian

Keistiqomahan, kesabaran, terus bekerja dalam segala kondisi. Tidak mudah terombak-ambik oleh dinamika sekitar, akan membuat kokohnya bangunan jama'ah ini.

8. Loyalitas

Totalitas menjadi bagian, tidak berpihak terhadap kepentingan lain selain jama'ah.

9. Persaudaraan

Berjama'ah, adalah berinteraksi dengan orang lain. Berbeda kepala, berbeda isi, berbeda pandangan. persaudaraan lah yang akan mengikat setiap perbedaan itu. Tidak ada saudara sendiri yang tega untuk menyakiti sesama saudaranya. Bahkan berani mendahulukan kepentingan saudaranya dalam urusan kenikmatan dunia. Persaudaraan pada level itu akan membuat kesolidan dan kekuatan semakin hidup.

10. Percaya

Percaya terhadap pimpinan. Kepercayaan yang membuat ketenagan. Seorang pemimpin adalah orang-orang yang terpilih dan terbaik diantara kita. Kemapuannya, keikhlasannya, dan ketaatannya.

Jika tahapan-tahapan itu telah ada dalam jatidiri setiap individu jama'ah, maka mewujudkan kesolidan akan mudah, memperkuat eksistensi akan indah, dan masa depan perkembangan sayap akan cerah.
Insya Allah...


#ArkanulBai'ah

No comments:

Post a Comment